KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa, karena rahmat dan anugrahNya maka penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas mahasiswa /I STIKes ST. ELISABETH MEDAN, program D-III keperawatan serta dapat mengimplementasikan ilmu keperawatan jiwa.
Laporan ini merupakan hasil penerapan proses keperawatan pada pasien mental psikiatri dengan ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN yang dilaksanakan di Ruangan sinabung Rumah Sakit Jiwa Daerarah Provinsi Sumatra Utara Medan.
Penulis menyadari karenan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, makalah ini belum sempurna baik isi dan bahasanya sehingga penulis dengan senang hati mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak trima kasih kepada :
1. Bapak dr.Dapot,Spkj, selaku direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara , Medan.
2. Bapak Nasipta Ginting : selaku kaprodi STIKes ST. ELISABETH program D-III keperawatan
3. Bapak Jagentar Pane S.Kep,Ns Selaku coordinator PKL jiwa STIKes ST. ELISABETH MEDAN
4. Sr.M.Imelda Derang,FSE,selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini
5. Kepada seluruh staff pegawai Rumah Sakit Jiwa Medan telah membantu penulis dalam praktek lapangan
6. Tn. N.S. selaku pasien yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
7. Seluruh rekan Mahasiswa/I angkatan XVIII yang juga banyak memberikan masukan dan dukungan.
Penulis menyadari , makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak dijumpai kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan penulis mengucapkan banyak terima kasih dan memohon maaf atas semua kekurangan dalam pembutan laporan ini.
Medan Desember 2011
Penulis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol.
(kusmawati 2010:78)
Marah adalah ungkapan emosi individu terhadap kejadian yang dialami atau dirasakan, dimana dianggap sebagai ancaman sehingga individu mengalami ketegangan.
(jenni marlindawani dkk,2010,hal 116)
Kemarahan adalah suatu perasaan/emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecamasan yang meningkatkan dan dirasakan sebagai ancaman. Marah juga merupakan reaksi/ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan seperti kecewa,tidak puas,tidak tercapai keinginan.
(Ernawati dalami dkk,2009,209).
2. ETIOLOGI
Menurut Stearen kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak,cemas,tegang,sakit hati,dan frustasi. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu: frustasi,kehilangan harga diri,kebuthuhan akan status dan prestisi yang tidak terpenuhi.
- Frustasi
Seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
- Hialangnya harga diri
Pada dasarnya manusia itu mempunayai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri,tidak berani bertindak,lekas tersinggung,lekas marah,dll.
- Kebutuhan akan status dan prstisi
Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya,ingin dihargai dan diakui statusnya.
3. Rentang respon marah
Perasaan marah normal bagi setiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif.
Respon adaptif Respon maladaptif
Asertif frustasi pasif agresif perilaku kekerasan
· Asertif adalah kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain, akan memberikan kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan masalah
· Frustasi adalah kemarahan yang diungkapkan ssebagai respon yang terjadi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena tidak realistis atau adanya hambatan dalam proses pencapaian.
· Pasif adalah respon lanjutan dari frustasi dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan.
· Agresif adalah perilaku menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk dekstruksif dan masih dapat terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa muka masam,bicara kasar,memuntut dengan kasar,disertai kekerasan.
· Kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri,individu dapat merusak diri sendiri,orang lain, dan lingkungan. Apabila marah tak dapat terkontrol sampai respon maladaptif, maka individu dapat menggunakan prilaku kekerasan.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor psikologis
a. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi kekerasan.
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang tidak menyenangkan
c. Frustasi
d. Kekerasan dalam rumah / keluarga
2. Faktor sosial budaya
Seseorang akan berespon terhadap peningkatan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Budaya juga dapat mempengaruhi perilaku kekerasan adanya norma dapat membantu mengidentifikasi ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima.
3. Faktor biologis
Berdasarkan hasil penelitian, adanya pemberian stimulasi elektris ringan pada hipotalamus ternyata menimbulkan perilaku agresif, dimana jika terjadi kerusakan fungsi limbic, lobus frontal dan lobus temporal akan menimbulkan mata terbuka,lebar,pupil berdilatasi,dan hendak menyerang obyek yang ada di sekitarnya.
FAKTOR PRESIPITASI
Secara umum seseorang akan marah jika jika dirinya merasa terancam, baik berupa ujung secara fisik,psikis atau ancaman konsep diri.
Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sbb:
- Klien : kelemahan fisik,keputusasaan,ketidakberdayaan,kehidupan yang dengan agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan
- Interaksi : penghinaan,kekerasan,kehilangan orang yang berarti,konflik , merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri, maupun eksternal dari lingkungan.
- Lingkungan : panas,padat,bising.
4. TANDA DAN GEJALA
Tanda : untuk mendapatkan data perilaku kekerasan harus dilakukan observasi terhadap perubahan sbb:
- Muka merah dan tegang
- Pendengaran tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Jalan mndar-mandir
- Bicara kasar
- Suara tinggi, menjerit atau berteriak
- Mengancam secara verbal atau fisik
- Melempar atau memukul benda/orang lain
Gejala: kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan kerusakan tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.
- Perubahan fisiologik
Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernafasan meningkat,pupil dilatasi, tonus otot meningkat,mual,frekwensi buang air besar meningkat,kadang-kadang konstipasi reflex tendon meningkat.
- Perubahan emosional
Mudah tersinggung,tidak sabar,frustasi,ekspresi wajah tampak tegang,bila mengamuk kehilangan control diri.
- Perubahan prilaku
Agresif pasif,menarik diri,bermusuhan,sinis,curiga,mengamuk,nada suara keras dan kasar.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka prilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
2. Pengkajian
Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an utama klien dibawa kerumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah, kemudian perawat dapat melakukan pengkajian dengan pengkajian pada factor predisiposisi dan presipitasi:
Untuk mendapatkan data perilaku kekerasan perawat harus melakukan observasi, wawancara terhadap kekerasan:
a. Observasi
- Muka merah dan otot tegang
- Pandangan tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Mengepalkan tangan
- Jalan mondar-mandir
- Bicara kasar
- Melempar atau memukul benda/ orang lain
- Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.
Berdasarkan data ini dapat ditetapkan diagnose keperawatan PERILAKU KEKERASAN.
(Herianto Bangun dkk:2008)
3. Diagram keperawatan
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan perilaku kekerasan,amuk
- Ganguan konsep :harga diri rendah
|
|
4. Intervensi keperawatan
Tindakan keperawatan :
1) Tindakan keperawatan untuk pasien : ( strategi pelaksanaan keperawatan)
a) Tujuan :
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Pasien dapat mengindentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
- Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
- Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya
- Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,spiritual,social dan dengan terapi psikofarmaka.
b) Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubunagan saling percaya paerlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat topic,waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara social
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
- Social (verbal)
- Terhadap orang lain
- Terhadap diri sendiri
- Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan kepada pasien cara mengontrol perilaku kekerasan :
- Fisik: pukul kasur dan bantal,tarik nafas dalam
- Obat
- Social / verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
- Spiritual: berdoa sesuai keyakinan pasien.
7. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
- Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
- Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
8. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social / verbal
- Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
- Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal menolak dengan baik,meminta dengan baik,mengungkapkan perasaan dengan baik
- Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
9. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spritual
- Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan social / verbal
- Latihan berdoa
- Buat jadwal latihan sholat/ berdoa
10. Latihan mengontrol prilaku kekerasan dengan patuh minum obat
- Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat dan benar dosis obat)
- Susun jadwal minum obat secara teratur
2) Tindakan keperawatan untuk keluarga (strategi pelaksanaan keperawatan)
a. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
b. Tindakan
- Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan ( penyebab,tanda dan gejala,perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tsb)
- Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
v Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
v Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
v Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan
v Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,seperti melempar atau memukul benda/ orang lain.
Evaluasi
1. Pada pasien
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab,tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal:
- Secara fisik
- Secara social / verbal
- Secara spiritual
- Dengan terapi psikofarmaka
2. Pada keluarga
- Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan
- Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien
- Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan
- Keluarga mampu mengidentifiksi perilaku pasien yang harus dilaporkan pada perawat.
KOMPONEN KONSEP DIRI
- Gambaran diri
Sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar/ tidak sadar persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,fungsi,penampilan serta potensi tubuh saat ini dan masa lalu, jika individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari cara cemas disebut self esteem meningkat.
- harga diri
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri: merupakan bagian dari kebutuhan manusia(maslow) : adalah perasaan individu tentang nilai / harga diri, manfaat dan keefektifan dirinya: pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif atau negatif, harga diri diperoleh dari orang lain yang dicintai,mendapat perhatian, dan respek dari orang lain.
- Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai standar pribadi: dibentuk oleh gambaran tipe orang yang diinginkan sejumlah aspirasi, nilai dan tujuan yang ingin dicapai: berdasarkan norma masyarakat dan norma individu untuk memenuhi: dipengaruhi oleh budaya, keluarga dan kemampuan individu: tidak terlalu tinggi, tetapi harus cukup untuk memberikan dukungan secara kontinu pada staff respect.
- Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai kesatuan yang utuh: berhubungan dengan perasaan berbeda dengan orang lain: berhubungan dengan jenis kelamin.
- Peran
Seperangkat pola perilaku yang diharapkan secara social yang berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social.
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa, karena rahmat dan anugrahNya maka penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas mahasiswa /I STIKes ST. ELISABETH MEDAN, program D-III keperawatan serta dapat mengimplementasikan ilmu keperawatan jiwa.
Laporan ini merupakan hasil penerapan proses keperawatan pada pasien mental psikiatri dengan ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN yang dilaksanakan di Ruangan sinabung Rumah Sakit Jiwa Daerarah Provinsi Sumatra Utara Medan.
Penulis menyadari karenan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, makalah ini belum sempurna baik isi dan bahasanya sehingga penulis dengan senang hati mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak trima kasih kepada :
1. Bapak dr.Dapot,Spkj, selaku direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara , Medan.
2. Bapak Nasipta Ginting : selaku kaprodi STIKes ST. ELISABETH program D-III keperawatan
3. Bapak Jagentar Pane S.Kep,Ns Selaku coordinator PKL jiwa STIKes ST. ELISABETH MEDAN
4. Sr.M.Imelda Derang,FSE,selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini
5. Kepada seluruh staff pegawai Rumah Sakit Jiwa Medan telah membantu penulis dalam praktek lapangan
6. Tn. N.S. selaku pasien yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
7. Seluruh rekan Mahasiswa/I angkatan XVIII yang juga banyak memberikan masukan dan dukungan.
Penulis menyadari , makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak dijumpai kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan penulis mengucapkan banyak terima kasih dan memohon maaf atas semua kekurangan dalam pembutan laporan ini.
Medan Desember 2011
Penulis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol.
(kusmawati 2010:78)
Marah adalah ungkapan emosi individu terhadap kejadian yang dialami atau dirasakan, dimana dianggap sebagai ancaman sehingga individu mengalami ketegangan.
(jenni marlindawani dkk,2010,hal 116)
Kemarahan adalah suatu perasaan/emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecamasan yang meningkatkan dan dirasakan sebagai ancaman. Marah juga merupakan reaksi/ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan seperti kecewa,tidak puas,tidak tercapai keinginan.
(Ernawati dalami dkk,2009,209).
2. ETIOLOGI
Menurut Stearen kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak,cemas,tegang,sakit hati,dan frustasi. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu: frustasi,kehilangan harga diri,kebuthuhan akan status dan prestisi yang tidak terpenuhi.
- Frustasi
Seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
- Hialangnya harga diri
Pada dasarnya manusia itu mempunayai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri,tidak berani bertindak,lekas tersinggung,lekas marah,dll.
- Kebutuhan akan status dan prstisi
Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya,ingin dihargai dan diakui statusnya.
3. Rentang respon marah
Perasaan marah normal bagi setiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif.
Respon adaptif Respon maladaptif
Asertif frustasi pasif agresif perilaku kekerasan
· Asertif adalah kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain, akan memberikan kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan masalah
· Frustasi adalah kemarahan yang diungkapkan ssebagai respon yang terjadi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena tidak realistis atau adanya hambatan dalam proses pencapaian.
· Pasif adalah respon lanjutan dari frustasi dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan.
· Agresif adalah perilaku menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk dekstruksif dan masih dapat terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa muka masam,bicara kasar,memuntut dengan kasar,disertai kekerasan.
· Kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri,individu dapat merusak diri sendiri,orang lain, dan lingkungan. Apabila marah tak dapat terkontrol sampai respon maladaptif, maka individu dapat menggunakan prilaku kekerasan.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor psikologis
a. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi kekerasan.
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang tidak menyenangkan
c. Frustasi
d. Kekerasan dalam rumah / keluarga
2. Faktor sosial budaya
Seseorang akan berespon terhadap peningkatan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Budaya juga dapat mempengaruhi perilaku kekerasan adanya norma dapat membantu mengidentifikasi ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima.
3. Faktor biologis
Berdasarkan hasil penelitian, adanya pemberian stimulasi elektris ringan pada hipotalamus ternyata menimbulkan perilaku agresif, dimana jika terjadi kerusakan fungsi limbic, lobus frontal dan lobus temporal akan menimbulkan mata terbuka,lebar,pupil berdilatasi,dan hendak menyerang obyek yang ada di sekitarnya.
FAKTOR PRESIPITASI
Secara umum seseorang akan marah jika jika dirinya merasa terancam, baik berupa ujung secara fisik,psikis atau ancaman konsep diri.
Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sbb:
- Klien : kelemahan fisik,keputusasaan,ketidakberdayaan,kehidupan yang dengan agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan
- Interaksi : penghinaan,kekerasan,kehilangan orang yang berarti,konflik , merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri, maupun eksternal dari lingkungan.
- Lingkungan : panas,padat,bising.
4. TANDA DAN GEJALA
Tanda : untuk mendapatkan data perilaku kekerasan harus dilakukan observasi terhadap perubahan sbb:
- Muka merah dan tegang
- Pendengaran tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Jalan mndar-mandir
- Bicara kasar
- Suara tinggi, menjerit atau berteriak
- Mengancam secara verbal atau fisik
- Melempar atau memukul benda/orang lain
Gejala: kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan kerusakan tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.
- Perubahan fisiologik
Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernafasan meningkat,pupil dilatasi, tonus otot meningkat,mual,frekwensi buang air besar meningkat,kadang-kadang konstipasi reflex tendon meningkat.
- Perubahan emosional
Mudah tersinggung,tidak sabar,frustasi,ekspresi wajah tampak tegang,bila mengamuk kehilangan control diri.
- Perubahan prilaku
Agresif pasif,menarik diri,bermusuhan,sinis,curiga,mengamuk,nada suara keras dan kasar.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka prilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
2. Pengkajian
Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an utama klien dibawa kerumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah, kemudian perawat dapat melakukan pengkajian dengan pengkajian pada factor predisiposisi dan presipitasi:
Untuk mendapatkan data perilaku kekerasan perawat harus melakukan observasi, wawancara terhadap kekerasan:
a. Observasi
- Muka merah dan otot tegang
- Pandangan tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Mengepalkan tangan
- Jalan mondar-mandir
- Bicara kasar
- Melempar atau memukul benda/ orang lain
- Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.
Berdasarkan data ini dapat ditetapkan diagnose keperawatan PERILAKU KEKERASAN.
(Herianto Bangun dkk:2008)
3. Diagram keperawatan
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan perilaku kekerasan,amuk
- Ganguan konsep :harga diri rendah
|
|
4. Intervensi keperawatan
Tindakan keperawatan :
1) Tindakan keperawatan untuk pasien : ( strategi pelaksanaan keperawatan)
a) Tujuan :
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Pasien dapat mengindentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
- Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
- Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya
- Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,spiritual,social dan dengan terapi psikofarmaka.
b) Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubunagan saling percaya paerlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat topic,waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara social
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
- Social (verbal)
- Terhadap orang lain
- Terhadap diri sendiri
- Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan kepada pasien cara mengontrol perilaku kekerasan :
- Fisik: pukul kasur dan bantal,tarik nafas dalam
- Obat
- Social / verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
- Spiritual: berdoa sesuai keyakinan pasien.
7. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
- Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
- Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
8. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social / verbal
- Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
- Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal menolak dengan baik,meminta dengan baik,mengungkapkan perasaan dengan baik
- Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
9. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spritual
- Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan social / verbal
- Latihan berdoa
- Buat jadwal latihan sholat/ berdoa
10. Latihan mengontrol prilaku kekerasan dengan patuh minum obat
- Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat dan benar dosis obat)
- Susun jadwal minum obat secara teratur
2) Tindakan keperawatan untuk keluarga (strategi pelaksanaan keperawatan)
a. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
b. Tindakan
- Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan ( penyebab,tanda dan gejala,perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tsb)
- Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
v Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
v Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
v Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan
v Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,seperti melempar atau memukul benda/ orang lain.
Evaluasi
1. Pada pasien
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab,tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal:
- Secara fisik
- Secara social / verbal
- Secara spiritual
- Dengan terapi psikofarmaka
2. Pada keluarga
- Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan
- Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien
- Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan
- Keluarga mampu mengidentifiksi perilaku pasien yang harus dilaporkan pada perawat.
KOMPONEN KONSEP DIRI
- Gambaran diri
Sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar/ tidak sadar persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,fungsi,penampilan serta potensi tubuh saat ini dan masa lalu, jika individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari cara cemas disebut self esteem meningkat.
- harga diri
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri: merupakan bagian dari kebutuhan manusia(maslow) : adalah perasaan individu tentang nilai / harga diri, manfaat dan keefektifan dirinya: pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif atau negatif, harga diri diperoleh dari orang lain yang dicintai,mendapat perhatian, dan respek dari orang lain.
- Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai standar pribadi: dibentuk oleh gambaran tipe orang yang diinginkan sejumlah aspirasi, nilai dan tujuan yang ingin dicapai: berdasarkan norma masyarakat dan norma individu untuk memenuhi: dipengaruhi oleh budaya, keluarga dan kemampuan individu: tidak terlalu tinggi, tetapi harus cukup untuk memberikan dukungan secara kontinu pada staff respect.
- Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai kesatuan yang utuh: berhubungan dengan perasaan berbeda dengan orang lain: berhubungan dengan jenis kelamin.
- Peran
Seperangkat pola perilaku yang diharapkan secara social yang berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar